Akuntansi

Konsep Mengakrualkan Biaya Atau Biaya Diakrualkan

Bagaimana Konsep Akrual Diterapkan dan Mengapa Perlu Dilakukan?

Dengan bahasa sederhana, mengakrualkan suatu biaya artinya adalah mengakui suatu biaya yang sudah atau pasti akan terjadi di satu sisinya, akan tetapi nilai nominalnya belum bisa diketahui secara pasti sehingga sudah berupa kewajiban yang harus diakui namun belum bisa disebut utang, untuk sementara disebut “accrued expense” dan masuk ke kelompok kewajiban jangka pendek di Neraca. Istilah accrued expense sering disebut juga sebagai biaya yang masih harus dibayar atau biaya akrual.

Mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:

1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle): Secara umum penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar setiap biaya yang diakui bisa dihubungkan dengan pendapatan/revenue yang dihasilkan pada periode yang sama.

2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle): Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang mengamanatkan agar: aktiva (asset) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya, dan kewajiban (liabilities) tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah dengan tidak boleh terlambat mengakui kewajiban (liabilities).

Apa Saja Jenis Biaya Yang Diakrualkan:

Biaya akrual dicatat dalam pembukuan berdasarkan waktu transaksinya dalam periode tertentu, bukan saat pembayaran dilakukan. Biaya ini mencangkup sejumlah biaya, misalnya:

  1. Biaya Gaji Karyawan
  2. Biaya Bonus Karyawan
  3. Biaya Listrik
  4. Biaya Sewa Gedung dan sebagainya.

Mengakrualkan Biaya Untuk Mempercepat Proses Tutup Buku:

Pada saat proses tutup buku, ada saja biaya yang mestinya sudah harus dibebankan, dan kewajiban yang mestinya sudah harus diakui, tetapi belum bisa diketahui, karena alasan tertentu.

Misalnya: Pada tanggal 31 Maret 2023 terdapat Biaya listrik untuk diakrualkan, karena harus menunggu hingga nilai tagihan listrik diketahui dari PLN yang biasanya baru keluar setelah tanggal 5 bulan berikutnya. Supaya proses tutup buku tidak terhambat, maka “Biaya Listrik” untuk sementara diakui dengan menggunakan nilai estimasi dari pembayaran listrik bulan sebelumnya. Misalnya, biaya listrik yang dibayar di bulan sebelumnya yaitu Rp. 48.000.000, dapat dijurnal sebagai berikut:

TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
31 Maret 2023 Biaya Listrik 48.000.000  
Accrued Expense   48.000.000

 

(Note: Biaya listrik pakai estimasi bulan sebelumnya)

Setelah tagihan listrik keluar dan nilai pastinya sudah dapat diketahui, akun “Accrued Expense” dibuatkan jurnal pembalik sehingga saldonya menjadi nol. Jika ada selisih antara biaya listrik (yang dihitung menggunakan estimasi) dengan total tagihan listrik, maka selisih tersebut dibuatkan jurnal penyesuaian. Misalnya: dari estimasi Rp 48.000.000, ternyata tagihannya pada tanggal 7 April 2023 adalah sebesar Rp 55.000.000, dan dibayar melalui bank PT DAV.

Maka dibuatkan jurnal penyesuaian sebagai berikut:

TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
7 April 2023 Accrued Expense 48.000.000  
Laba Ditahan 7.000.000
Bank-PT DAV   55.000.000

 

(Note: Laba Ditahan di sisi debit, untuk koreksi biaya listrik yang kurang dibebankan akibat Laba/Rugi sudah ditutup)

Jika kenyataan tagihan lebih kecil dari estimasi misalnya hanya sebesar Rp 41.000.000, maka jurnalnya menjadi:

TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
7 April 2023 Accrued Expense 48.000.000  
Laba Ditahan   7.000.000
Bank-PT DAV   41.000.000

 

(Note: Laba ditahan di sisi kredit, untuk koreksi atas biaya listrik yang dibebankan terlalu besar/overstated)

Biaya-biaya lain, misalnya: telepon, air, gas dan apapun itu, bisa diperlakukan dengan cara yang sama untuk mempercepat proses tutup buku. Hanya saja, perlu disadari bahwa pangakrualan seperti ini mengandung risiko.

Apa risikonya? Harus menjurnal beberapa kali untuk satu jenis transaksi, yang jika tidak diakrualkan tentu hanya perlu menginput jurnal satu kali saja. Untuk sementara, angka biaya menjadi tidak akurat karena menggunakan estimasi. Untuk itu diperlukan pertimbangan yang baik, terutama sekali mengenai pengakuan biaya yang belum akurat. Setiap kali anda ingin mengakrualkan suatu biaya, sesungguhnya anda sedang dihadapkan pada pilihan antara Kualitas Laporan Keuangan (yang akurat) dengan ketepatwaktuan pelaporan. Pikirkan baik-baik, mana yang lebih penting prioritas bagi anda dan perusahaan? Jika perlu, bicarakan dengan pihak manajemen terlebih dahulu, buat kebijakan (policy) yang khusus mengatur hal ini, agar pihak manajemen menyadari risiko yang mungkin timbul, sehingga tidak perlu mempertanyakannya di kemudian hari.

(Sumber:JAK)ns

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *