Pemahaman tentang prinsip-prinsip akuntansi sangat penting bagi seorang akuntan. Pada dasarnya, tujuan akuntansi tiada lain adalah untuk memberikan informasi mengenai laporan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi laporan posisi keuangan sangat dibutuhkan oleh pemilik, manajer, kreditur, termasuk lembaga pemerintah (Ditjen Pajak, Bea Cukai dan lembaga pemerintah lainnya).
Seseorang yang melakukan aktifitas pencatatan atau perekaman transaksi-transaksi dalam suatu usaha di Indonesia disebut sebagai Pegawai Pembukuan. Sedangkan untuk proses mengklasifikasikan dan meringkas transaksi bisnis dan menafsirkan efek-efeknya biasanya dilakukan oleh seorang Akuntan. Sehingga secara ringkas bisa dikatakan bahwa proses pencatatannya dilakukan oleh seorang pegawai Pembukuan, sedangkan interpretasinya dilakukan oleh seorang Akuntan.
Transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi komposisi harta, utang dan modal perusahaan. Di dalam akuntansi, terdapat suatu persamaan yang disebut “Persamaan Dasar Akuntansi”. Unsur-unsur di dalam persamaan akuntansi sama seperti neraca, karena persamaan dasar merupakan bentuk lain neraca yang mendeskripsikan posisi keuangan suatu perusahaan.
Rumus persamaan Akuntansi:
(Harta = Utang + Modal)
1. Harta (Aktiva) – Kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat memberi manfaat ekonomi dan dapat diukur dengan satuan uang (karena memang memiliki nilai uang) misalnya: Kas (Cash), Persediaan (Inventory), Gedung (Building), dan Peralatan (Equipment).
2. Utang (Liability) – Jumlah utang kepada pihak ke-3 dengan masa jatuh tempo yang telah ditentukan, misalnya: utang usaha, utang bank&utang obligasi.
3. Modal (Capital) – Kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan yang ditunjukan dengan cara menyetor uang atau bentuk kekayaan lain. Modal juga biasa disebut dengan Ekuitas Pemilik (Owner Equity).
Ketiga elemen dasar diatas terkait satu sama lainnya dalam sebuah hubungan yang disebut Persamaan Dasar Akuntansi. Persamaan Akuntansi ini menyatakan kesamaan aset disatu sisi dengan klaim para kreditur dan pemilik di sisi lainnya.
Berikut adalah contoh kasus transaksi keuangan yang terjadi pada Loundry Junilla yang didirikan pada tanggal 2 April 2021:
1. Pada tanggal 2 April 2021, Junilla menginvestasikan dananya sebesar Rp 80.000.000 sebagai modal usaha.
2. Pada tanggal 4 April 2021, membeli mesin loundry berupa mesin cuci dan mesin pengering seharga Rp 40.000.000, pembayaran dilakukan secara tunai sebesar Rp 30.000.000 dan sisanya Rp 10.000.000, akan dibayar kemudian.
3. Pada tanggal 5 April 2021, membeli peralatan berupa komputer, meja, kursi&rak baju seharga 5.000.000 secara tunai.
4. Pada tanggal 5 April 2021, membeli perlengkapan loundry seperti seterika, timbangan, dll seharga 3.000.000 secara tunai.
5. Pada tanggal 5 April 2021, membeli chemical seperti detergen dan pewangi loundry seharga Rp 1.000.000 secara tunai.
6. Pada tanggal 11 April 2021, menerima pendapatan jasa loundry yang diperoleh dari pelanggan sebesar Rp 3.000.000 secara tunai. Terdapat pelanggan yang belum melunasi pembayaran sebesar Rp 2.000.000.
7. Pada tanggal 14 April 2021, menerima pendapatan jasa loundry yang diperoleh dari pelanggan sebesar Rp 1.000.000 secara tunai. Terdapat pelanggan yang belum melunasi pembayaran sebesar Rp 1.000.000.
8. Pada tanggal 15 April 2021, membayar biaya listrik Rp 1.500.000; biaya telepon Rp 150.000; biaya promosi Rp 350.000.
9. Pada tanggal 28 April 2021, membayar gaji karyawan sebesar Rp 3.000.000.
10. Pada tanggal 28 April 2021, menarik uang sebesar Rp 5.000.000 untuk penggunaan pribadi.
Berdasarkan transaksi-transaksi keuangan diatas, berikut dapat dianalisa dan dicatat dengan menggunakan persamaan dasar akuntansi pada tanggal 30 April 2021 dengan penyusunan akun-akun sebagai berikut:
Persamaan Dasar Akuntansi Loundry Junilla
Per 30 April 2021
TGL | HARTA = (Kas) |
HARTA = (Piutang) |
HARTA = (Peralatan) |
UTANG + | MODAL | KETERANGAN |
---|---|---|---|---|---|---|
02/04/21 | 80.000.000 | 80.000.000 | Investasi | |||
04/04/21 | (30.000.000) | 40.000.000 | 10.000.000 | Mesin | ||
50.000.000 | 40.000.000 | 10.000.000 | 80.000.000 | |||
05/04/21 | (5.000.000) | 5.000.000 | Peralatan | |||
45.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 80.000.000 | |||
05/04/21 | (3.000.000) | (3.000.000) | Perlengkapan | |||
42.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 77.000.000 | |||
05/04/21 | (1.000.000) | (1.000.000) | Chemical dll. | |||
41.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 76.000.000 | |||
11/04/21 | 3.000.000 | 2.000.000 | 5.000.000 | Pendapatan | ||
44.000.000 | 2.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 81.000.000 | ||
14/04/21 | 1.000.000 | 1.000.000 | 2.000.000 | Pendapatan | ||
45.000.000 | 3.000.0000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 83.000.000 | ||
15/04/21 | (2.000.000) | (2.000.000) | Listrik dll. | |||
43.000.000 | 3.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 81.000.000 | ||
28/04/21 | (3.000.000) | (3.000.000) | Gaji | |||
40.000.000 | 3.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 78.000.000 | ||
28/04/21 | (5.000.000) | (5.000.000) | Prive | |||
35.000.000 | 3.000.000 | 45.000.000 | 10.000.000 | 73.000.000 | ||
Dari contoh di atas terlihat jelas bahwa untuk setiap transaksi, ada dua entri yang dibuat. Dan, di setiap akhir transaksi, persamaan akuntansi tetap dalam kondisi seimbang (balance). ns
Related Posts

Siklus Pendapatan (Penjualan) dan Pembelian (Utang)

Asumsi, Prinsip dan Konstrain Yang Digunakan Dalam Akuntansi
